Nyata Dewasa

dia masih terduduk disana,
manis, diam, tetap mengamati.

perang dingin antar batin vs keadaan masih belum usai. mengcam diri sendiri. tapi sengaja di stay cool-in karena tidak ingin mengecewakan orang terhormatnya. selain itu alasan ingin meneguhkan hati dan menguatkan niat dengan apapun kondisini menjadi alasan kuat kenapa jiwanya mengalah untuk tetap menikmati perang dingin ini.

bila waktu masih menyisahkan detik untuknya mengatakan satu kejujuran. sebanarnya ada beberapa hal yang ia takutkan. ketakutan yang ia ingin katakan hanya kepada yang memahaminya, siapa dia..?? yang jelas orang-orang yang selama terlihat selalu menemani langkahnya bukan salah satu dari orang yang bisa ia keluh-sesahi. mentok keingin medapat suara pembangun jiwa, akhirnya ia perbanyak sujud karena inginnya ia mendapat usapan ilahi menyejukkan kepala dan batin yang sebenarnya sedang meluap-lupa karena camas yang menumpuk. Cemas menumpuk yang salama ini ia lawan sendiri karena ingin belajar kuat.
kuat rasa ingin menemani (ku) sepak jauh jauh. pertama.. apa urusan guwh. kedua.. memang salinya beda alam.

situasi yang nyaris sama itu pernah ada didalam perjalananku. bisa ku bayangkan bagaimana kisahku hari ini bila masih ada di ruang itu. mengikhlaskan kisah itu bersemayam dalam kotak hitam ituu.. rasannyaa.. menyesal memang. tapi itu lebih baik daripada terjebak di sana dan tidak bisa menikmati hari ini dengan udara yang masih luas. tempat keputusan itu memang dihati. jika memang harus melukai, ya lukai hari ini. kalau masih nunggun semunggu untuk mengungkapkan.. apa kamu bisa mengukur berapa volume harapan selama seminggu itu?. besok atau besok lusa mungkin bakal ada singgah rasa menyeasal. itu ujian. ujian menguatkan hati dan kaputusan. bisa bisa.. saya saja bisa kok.

karena kali ini bukan tugas kerja kelompok. selesaikan tugas sendiri dengan kekuatan sendiri. obat permasalahan adalah masalah. sembuh memang butuh waktu. akupun butuh tujuh tahun untuk benar-benar menetralkan cerita. hadapi apapun yang menerjang setelah itu. semua akan bergulir habis selayaknya hari mengabiskan detik-detik kemarin. semua bisa dilewati. ini cerita illahi. percayakan pada yang membuat. cukup siapkan jiwa penuh iman. lebarkan ruang sabar agar Tuhan leluasa memenihinya dengan ke Maha IkhalsanNya.

keputusan semua di tangan ini. tidak ada yang berhak mencapuri keputusanan.yang di buat. apabila keputusan itu adalah hasil negosiasi dengan Tuhan. setelah menerima hasil. jalan maju. rantai kepalamu agar tidak menoleh kebelakang lagi. pelajaran diambil setelah satu langkah meninggalkan garis final kisah lalu. jika rindu, cukup lihat dengan mata kenangan dengan langkah yang tetap maju

dewasa ada pada keputusanmu

akhiri dengan berani

Comments

Popular posts from this blog

Rayuan Alam, Part : Kutulusan Bukit dan Gunung

Yaa~ begini ya.. Cuma pengan ngomong aja.~