Posts

Si Banjir bilang … “Mungkin bukan mampet, cuman sempit. Hhh~ sudahlah. Biar mereka tau rasanya, kalau semua yang menggenang/menggendap itu jijik sifatnya.”

AURORA

Aurora menindikkan jari ke jarum pintal itu takdir yang tidak bisa di ubah. Sedalam apapun jarum pintal disembunyikan, langkah Aurora akan tetap mendekat ke sana.

antara Indonesia dan Mahasiswa

Ada banyak kisah memilukan tentang kemerdekaan INDONESIA. Mangkuk penuh pilu yang, ternyata di luarnya tertulis MAHASISWA. Jaman dulu MAHASISWA itu Relawan Negara. Padahal jelas, dari jaman dulu buat jadi MAHASISWA itu mahal. Habis jadi MAHASISWA, (kalo menjiwoi peran'ne) akhir're mau ngorbanin pikiran, uang jajan, waktu luang, dan kadang sebagian ada dari mereka akirnya merelakan DARAH dan NYAWA. (padahal) Hidup jaman dulu juga lebih susah. Bukan cuman jalanan yang sesah penuh MAYAT. Tapi juga susahnya makan tanpa uang. Gak ada yang berani jalan tegak, semua jalan tiarap- tiarap. Napak jinjit-jinjit antisipasi ranjau timbunan. Sekarang INDONESIA 70 tahun MERDEKA, (katanya) sedang beranjak buat jadi NEGARA MAJU. Tapi.. Setiap hari berita selalu kirim kabar PILU. Setiap hari semakin memilukan. Rintihan MAHASISWA seperti tersumbat sesuatu, satu satu kasus kotor di ulas balik dan ditambah (seperti) (DIPAKSA) putus asa. Itu lebih membunuh dari terbunuh. 70 tahun INDONES

Kebanyakan

orang hanya memanfaatkan landasan sesuai kondisi. Kemaren bilang saya mengacu pada "Hadist dan Sunnah." Besok bilang "Sesuai yang di Al-Quran". Nanti ada masalah yang lebih crowded akirnya ambil jalan sisi kebudayaan biar lebih gamblang pemecahan masalahnya. Mungkin ini salah satu contoh sebab kenapa kasus hukum di Negaraku gak ada ujungnya. Tiap pasal bisa dijadikan alasan menyalahkan, sedangkan pasal halaman selanjutnya bisa untuk mentahkan tuntutan. Menjalankan nilai-nilai leluhur, kemudian landasan "Ketuhanan Yang Maha Esa" tersingkirkan gegara dibilang terlalu ribet. Padahal dulu dia pernah pakai Kitab Suci sebagai acuhan untuk keluar dari masalah. acuhan bikin otak makin mampet. Susah kalau mau ambil jalan tengah. Pinginnya bikin semua pihak bahagia, padahal jelas di depan mata sudah tidak ada jalan lurus. Bayangkan kalau ini sedang melihat miniatur diri sindiri. Dari atas tampak. Cuman ada dua takdir__ Pilih, dan jalankan atau Jalan di tempat.

Bagiku Negaraku, Bagimu Negaraku.

Akhir dari sebuah pilihan adalah konsekuensi. Siapa yang sudah mulai menyesal dengan pilihanya?! Bebeskan di sini apa dan berapa yang sudah di terima kemarin. Menjatuhkan pilihan pada seseorang yang nantinya akan mengolah sumber daya Negara mana bisa cuman pakai " cap cip cup buat makan sebulan cukup" -- Lalu 59 bulan lainnya mau makan apa? Janji? MAMAM tu janji. Sudah di beri keBEBASan menjadikan satu manusia untuk menjadi Raja memimpin Tanah Kaya ini, masih juga nurutin kata orang.  Mungkin pada saat kemarin Rakyat sedang penat penatnya dengan sosok pemimpin yang kepemimpinan banget, sehingga saat alam menyuguhkan pilihan dua yang satu di antaranya unggul dengan kepribadian yang ringan dan bertanggung jawab menjadi p(i)kat harimau ampuh. Telak, kandidat dengan background pemimpin ditambah dengan latar belakang karir yang menjadi biasanya jadi pendukung kuat terpilihnya seseorang menjadi pemimpin berakhir lenyap tak terhiraukan. Rasanya Indonesia harus pegang

CERPEN : Kalung Spesial

Image
Ramai kunjungan dari undangan yang Mama sebar, mereka sudah riuh di bawah sana sejak setengah jam yang lalu. Dari atas ku intip. Hmm.. banyaknya kue kue cantik tersusun, didampingi gelas-gelas kosong di jajarkan dengan minuman beberapa jenis minuman dingin. Paduannya menggiurkan mata dan lidah yang melihat. Termasuk aku hihihi.. Cuman aku belum boleh turun. Nantilah.. pasti kebagian. Kan aku Ratu-nya di sini duuu dudu dudu. Tiap menitnya ada saja orang baru yang masuk ke rumah, satu persatu beri ucapan selamat ke Mama dengan wajah yang (bisa jadi) iri. (mungkin) Sangat iri. Kembali masuk ke kamar Bingung mau pakai baju yang mana. Mama terlalu banyak belikan aku baju bagus. "Baju yang mana ya yang pas buat ke bawah?" sebagai tangan ke dua penerima berlimpah ucapan selamat atas prestasi yang sudah ku raih :      1. Lulus sebagai Mahasiswa Kedokteran dengan IPK sangat memuaskan,      2. Diterima sebagai dokter di Rumah sakit Pusat Kota, sambil nyambi

BELAJAR PADA ALAM

Tidak semua pertanyaan harus di jawab dengan ucapan. Lihat alam.. Mereka tak bisa bicara. Mereka beri pertanda dengan isyarat. -by Me-