Menikah,, Bismillah.


Kali ini mungkin akan terkesan tidak mungkin hal ini akan menjadi bahasan kakalala. Tapi inilah hidup.  Banyak hal yang dilalui, siapapun tidak pernah tau apa yang akan dihadapi diri ini di hari ini atau esok hari. Yang jelas, hari kemaren sudah menjadi kenangan. Bukan penyesalan bila ada kesalah, tidak juga jadi senyum-senyum sendiri sampe hari ini kalau hari kemaren bahagia, bukan juga masih masih nanges bertapa di dalam kamar karena kemaren hari duka. Aku pun tak paham kenapa aku harus membahas hal ini kali ini. Terlalu penat melihat orang-orang yang menjalani kehidupan hanya sesui teori, termasuk dalam menjalani..



Banyak buku yang membahas tentang pernikahan. Mulai dari cara menjaga hati dari kesalah niat memutuskan untuk menikah, memilih calon yang baik dan benar, persiapan pernikahan, menjadi imam dan pendamping yang baik, ajaran menjaga gizi keluarga, saaaampai tata cara menikah tanpa menghilakan arti Suci sebuah Penikahan.


Semua memang tergantung niat. Apa niat untuk jalan kesana.. dan tidak akan ada niat yang tak Suci untuk menuju ke jenjang itu. Sepasang pemulung, sepasang buruh bangunan dan buruh cuci, sepasang eksmud, bahkan sepasang anak manusia yang sudah terlanjur menodai kesucian sebuah pernikahanpun pasti memutuskan menikah dengan niat yang suci. Apa yang mereka perjuangkan juga adalah perjuangan yang suci. Lalu.. ada pertanyaan.. apa yang suci dari sebuah pernikahan?
Niatnya kah..??
Pasangannya kah..??
Besanannya kah..??
Keadaannya kah..??
Caranya kah..?? 
Hubungannya kah..??

Sahabat..

Menikah itu..

suci.

Kadang saya tidak habis pikir dengan orang-orang yang memanjangkan sistem suatu kesucian demi mencapai kesucian yang sempurna. Sampai-sampai hal yang wajar di anggap tabu. Hal yang realistis dianggap tidak agamis. Hal yang lebih manusiawai, yang sudah memasyatakar dianggap mengurangi  sense kesucian.
Sahabat.. Apa Allah pernah menyusakhan umatnya..??
Apa mungkin karena zaman yang sudah terlihat makin semrawut, karena itu sistempun di buat mendetail agar tidak terjadi kesalahan? Kemudian ada pertanyaan lagi.
Apa yang sempurna di dunia ini..??


Menikah memang butuh teori.. tapi setelah catering habis, parkiran kosong, terop digulung, interior singgahsana pelaminan megah dibawa kembali kepenyewaan,  gerbang gedung tertutup. Kehidupanmu bukan lagi berdasarkan teori pernikah yang ada di buku-buku. Hari-hari setelah acara pernikahan apakah akan dijalanin secara teoritis..?? Sahabat.. Pernikahan itu duniawi yang diperjuangkan untuk kehidupan akhirat. Jalani secara realistis.. dan satu yang perlu diingat, kita tidak sedang menikah di zaman nabi, yang mana Murabbi Muhammad SAW yang memberikan nasihat penjodohan insan-insannya, menemani masa ta’rufnya, sampai akhirnya sepasang ini menikah.


Repot,, Ribut,, Ribet,, Riweh ngurusin tentang kesucian sebuah pernikahan samapai-sampai lupa TEMA BESAR sebuah PERNIKAHAN. Apa hayo..??


Menikah bagi Laki-laki adalah : SIAP MENDIDIK
Menikah bagi Perempuan adalah : SIAP MENGABDI

NB : dalam masa penantian waktunya datang..
Untuk Laki-laki mempesiapkan lahir-batin untuk menjadi imam.
Dan untuk perempuan,, perbanyak sunnah dan istiqara u/ memperispakan hati dan diri untuk tegas mengatakan “Ya. Bismillah...” bila pinangan datang besok pagi.


Menikah itu bukan mencari warna yang sama, tapi menambah warna. Menambah ruang lingkup, bukan semakin mengikis ruang gerak. Dunia yang akan dijalani adalah dunia baru. Apa seninya dari pernikahan yang homogen..?? Jangan sampai hanya saling melengkapi dari kulit ari-nya saja. Kebutuhan dalamnya pada tidak sama-sama tau apakah sudah bisa saling melengkapi apa belum. Jika suami diibaratkan seorang presiden. Pertanyaannya,, pengaruh apa yang akan di tularkan ke Negara barunya..??  #WENAAK,,


Usaha menemukan cinta itu dengan memperluas wilayah kita memberikan cintakita untuk sekitar
Usaha menemukan jodoh itu dengan memperluas lingkup pertemanan.

Jangan sampai seperti yang saya katakana diatas tadi.. “ Hal yang wajar di anggap tabu. Hal yang realistis dianggap tidak agamis. Hal yang lebih manusiawai, yang sudah memasyatakar dianggap mengurangi  sense  kesucian. “  Jika di tenga-tengah perjalanan timbul “DEG” di hati, itu bukan kesalahan. Itu fitrah. Ucapan selamat untuk yang pernah merasakan, karena kalian masih normal, tidak seperti sayah.. dataaar aja dari dulu *eh..curcol kan.. *lanjuut. 
Dosa-tidaknya,, Zina-tidaknya ituh tergantung kamu menyikapi hal itu. Jika belum mampu meminang, terus belajar  dalam diam. Jika mampu,, datangi Ayahnya atau wali orang tuanya (jika jauh). Bukan menulis berhalaman-halaman data diri.  #EEAA..


Saya punya cerita.. tentang halaman dan lembar lembar cinta..

Saya sudah mengenal ituuuu… sejak liqo di SMA.. kebetulan dapet MR baru yang baru nikah 3 bulan, pake yang begituan. Si mbak mbuka laptop,, trus ngeliatin bentuk proposalnya,, dalam hati OOOooo… ada to sistem beginian.. *gak habis pikir. Apalagi pas mbaknya ceritain proses perkawinan proposal,, *(makin)gak habis pikir.. ceritaku itu harta karunku. Sangat berharga dan langkah. Gak rela rasannya kalau harus ditulis untuk dibaca orang-orang dengan maksud mengawinkan cerita ini. Sek.. yang mau saya ceritakan bukan ini.. tapi ini -->

Saya punya kaka tingkat. Akhwat. Tapi lebih enak di sebut Wanita Hanif. Dia “paham” tapi sangat “memasyarakat” (semoga maksud saya tersampaikan). Mbak ini sama sekali tidak membatasi dengan siapa dia bergaul, tapi membatasi cara dalam bergaul tanpa menghilangkan karekter dirinya. Mbak ini aktif di kegiatan-kegiatan mahasiswa,, lingkup fakultas,, lingkup universitas,, bahkan lungkup nasional. Namannya cerita Allah yah.. siapa yang bisa nebak.. Pada suatu hari tiba-tiba sahabanya ngasi dia satu bundle kertas HVS terjilid rapi. Dan ternyata itu apa saudara2.. Itu proposal nikah ^^
Mungkin ikhwahfilla ada yang bertanya,, Bagaimana proposal itu bisa sampai ke tangan sahabanya.. keeenappa gak lewat MR-nya..
Jadi.. begini ceritanya. Si mas ini teman satu tempat kegiatan mahasiswa kaka tingkatku. Entah bahasa Ilahi apa yang tiba-tiba ditangkap oleh masnya, pada suatu detik itu dia merasa “DEG” pada hatinya. Barakallah buat masnya.. karena dalam keadaan sepeti itu mas ini sudah dalam keadaan pantas meminang. Akhirnya.. dia cari taulah siapa murabbi si mbak ini. Si mas menceritakan panjang kali lebar kali tinggi sampai meluas, akhirnya si mas meminta izin ke MR-nya si mbak buat ngasi proposal langsung ke orang yang dituju. Dengan pihak ke-3 seorang sahabat yang dirasa sanggup mengemban amanah ini, sampailah proposal nikah itu ke tangan si mbak melalui perantara sahabatnya.


Belum berakhir cerita bung.. selama perjalanan proposal sempat mengalami revisi berkali-kali. Sampai-sampai si mas ini bingung dengan cara apa lagi dia bisa meyakinkan si mbak ini. Inilah peran teman liqo dan murabbi. Membantu memantabkan, membesarkan, mengikhlaskan hati. Bukanya mengajarkan tidak bertukar pikiran dengan keluarga.. justru jangan sampai hal seperti ini ikut memusingkan orang serumah. Kita sudah besar2 kan.. hal seperi ini tanyakan pada hati sendiri. Setelah sama2 siap, barulah maju ke orang tua. DESS!! Jadi pas sudah di masukkan ke tataran petinggi2 rumah yang diperdebatkan bukan tentang siap-gak siap. Tapi lebih ke persoalan rumah tangga. Karena mereka yang sangat berpengalaman soal itu. Anak kecil sekali jika kasus sudah masuk ke meja hijau, masih dalam keadaan iya-nggak-iya-nggak..


Prosesnya termasuk singkat. Tidak mengurangin sense kesucian. Mantab. Berani. Pasti. Namun tetap memasyarakat. Menikah di awalin sama Ijab-Qabul, masalah resepsi.. santai laa.. ^^
 -THE END-


Saya juga punya cerita yang si laki-laki belum dalam keadaan mampu. Tapi di ruang lain aja kali yaa ceritanta.. ^^


Yang sederhana itu lebih menenangkan,
Tanpa banyak syarat..
Niat kuat yang tersatukan, Ikhlas menerima kekurangan dan masa lalunya. Itu cukup.
Selebihnya diperlajari bersama.
Sederhana itu lebih Indah

Mau nikah cek list persyaratan pasangan dah sah 30an point ajahh.. lalu lalu.. apa lagi yang perlu dididik,,?? Apa lagi yang perlu di bantuk,,?? Taste-nya mana cuii..?? Apa tidak tertarik dengan cara SheilaOn7 mendidik istri ciliknya Khaylila..??
Khaylila yang cantik
Cepatlah kau besar, ajarkan dunia berbagi seperti yang ku ajarkan kepadamu..
Khaylila yang mungil
Bila kau jadi pemimpin, berikan hak mereka.. Bebas dari rasa takut juga rasa tertindas

Satu hal yang pasti..
Ajarkan anak kita.. Berbagi.. Memberi.. Lebih dari yang kita lakukan untuk saat ini.. 
Dengan senyummu senjata membeku,
Tantara bernyanyi ikuti tingkahmu, tak ada lagi naluri menguasai, perlahan berganti naluri berbagi
Dengan senyummu langit terpeluk, bintang bertakuk, ku butuh kau sentuh
Tak ada lagi yang ku takuti,
Ku terlindungi dengan sentuhanmu...
-KaylillaSong by SO7-
===

Walaupun kita tidak bisa sesepurna Ali dan Fatimah dalam menyimpan perasaan yang mana syaitan-pun tak dapat melihatnya. Jangan lupa yaa.. kita manusia.. ciptaan Tuhan yang sempurna. Syaitan itu bukan di jauhin,, bukan dihindarin,, tapi dikadaliiinnn.. hahahaha… :p Syaitan lho gak tau apa isi hati kita. Syaitan itu sotoy matti..!! sok tau nebak2 kita suka sama sapa lewat binar mata,, tutur kata,, sama sikap kita di depan doi. Kalau kamu berhasil ngekadalin syaitan, itulah yang namannya kecerdasan mengendalikan diri.  Hati serahkan pada Allah. Tinggal bagaimana kita mengendalikan mata,, tutur kata,, dan sikap kita ke orang, khususnya ke lawan jenis. Buat syeitan rempong cuuii..!!! Hahahahah…

Salah satu usaha menemukan jodoh kita itu dengan memperluas lingkup pergaulan. Justru menurut saya itu cara yang paling memastikan dan tidak merugikan. Urusan nanti mengundang fitnah.. santai lha.. hanya ruang-ruang tertetu saja yang mengatakan “Ada firna di dalamnya”. Tapi kalau kita membuka pikiran lebih luas,, luas luas dan luaass.. kita tidak hidup dalam satu lingkup men. Kita bermasyarakat. Asal wajar, sopan dan santun, apapun caranya, tidak ada yang salah. Toh kita sama2 tau batasannya kan,, ^^
Dengan teman sepermainan, seperjuangan, sesuka, seduka, sengopi, sengcafe, sekongkow, sepapun dah. Kita sudah sama-sama kenal karakter masing-masing. Dari jaman cupu sampai ke jaman sama2 mengerti kita tau apa yang teman kita suka atau nggak, somplak soplak dah.. penceng penceng dah.. yang penting dah tau kurang-lebihnya, tau buruk-baiknya. Tidak ada yang disembunyikan selain hal pribadi seperti.. gambaran tentang keluarga,, cerita masa lalu,, dll. NNaahh.. Inilah peran proposal digunakan. Mengungkap hal yang perlu di tau sebelum ikatan dieratkan namun tetap menjaga interaksi.

Walau banyak yang behasil (syukur alhamdulillah), namun tidak sedikir juga yang mengalami kegagalan, setelah merasakan, lalu ia memberi saran ke temannya “ Udah dek.. pake yang sewajarnya aja. Lebih baik kenal dulu.. ” dengan anak dalam gendongan yang sudah tak ber-ayah.. #tragis (pernah denger cerita). Naudzubillahi mindzalik..

Buat apa memberanikan diri menyading yang belum kenal jika yang sudah di kenal bisa lebih menyakinkan.
Untuk membuktikan teori kah..?? ow meenn.. #tepokJidat
Cuyy.. cuyy.. yang dikau buat bukan proposal skripsi atau thesis atau penelitian apapun itu.. yang nantinnya ada analisis dan pembahasan di BAB 4 lalu kritik, saran dan penutup di BAB 5. Kalau kata pocoyo.. NNNNNOO’..!!

Pernikahan itu sacral, sekali seumur hidup, untuk ssseeeeelamannya..
Apapun teorinya, keputusan menikah itu tetap harus ditanyakan pada hatimu. Hati yang lepas dari teori.
Keputusan menikah sepenuhnya ada di tanganmu. Tidak akan ada ke-Sucian yang hilang jika niatmu untuk mengutuhkan ibadah.


Proposal nikah, atau menikahkan proposal..??

Hanya menulis..
Maaf jika ada perbedaan cara pandang dan cara berikir.
.

Comments

Popular posts from this blog

Rayuan Alam, Part : Kutulusan Bukit dan Gunung

Siapa Berani Berteman dengan Sepi..?? *AngkaTangan mu! ^o^/