... dan kesimpulannya, hatiku diciptakan untuk terus bisa menerima. apapun itu..


Satu hal yang tidak bisa dihindari di dunia ini,
adalah Keadaan..
Dan itulah yang selalu aku hadapi semenjak aku mengenal tentang kehidupan
Ulasa cerita bertahun-tahun yang lalu terkadang terputar otomatis memaksa untuk dicarikan kesimpulan dari ceritanya.

Mengganggu memang, takutnya menyimpan dendam,
Tapi memang ternyata Tuhanku menuntun akalku untuk mempelajari semua itu bukan untuk membuat dendam untuk hati pemberiannya, tapi untuk mempelajari makna dari cerita-cerita itu dan memahaminya.
Menyakitkan kadang, tapi akhirnya aku sadar, bahwa aku memang dihidupkan dari keadaan.
Tenyata aku memahami banyak keadaan, Tidak hanya saat umur dewasaku, tapi sememenjak aku tidak bisa mengerti dan hanya bisa memahami "inilah tempatku" sekeras apapun aku tidak bisa menerima kondisi itu, aku tetap harus ada disana. Sampai akhirnya belasan tahun cerita itu masi dapa alur yang sama, dan tetap dengan keadaan yang sama, disitulah tempatku, aku harus tetap ada disana.
Di umur berontakku, Aku pernah menuntut Tuhan untuk memindahkan aku, atau menggantikannya dengan peran-peran yang aku inginkan, tapi apa kata Tuhan, "Bersabarlah.. Ikhlaslah.. Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian"

Tuhanku memang Tuhan yang tidak akan pernah ingkari JanjiNya.
Dia temani aku dikeadaan apapun
Dia-lah yang terus tuntun aku untuk tetap mempelajari keadaan dan terus melebarkan ruang sabarku sampai aku tidak pernah bisa menannyakan pada diriku sendiri, "Ikhlaskah aku?"
Yang jelas aku bisa menerima apapu yang sebenarnya tidak bisa aku terima.
Mengeluh memang mengeluh, tapi itu hanya sesaat. Setelahnya..
Aku bisa berdamai dengan keadaan.
Karena itu yang Tuhanku ajarkan sejak aku kecil.

Selama perjalanan hidupku, aku hanya Tuhan izinkan dua tahun untuk merasakan adannya orang yang bisa memahamiku.
Dia tidak hanya menuntut, tapi juga memahami.
Dia tidak hanya melarang, tapi menemani dan mengarahkan.
Tapi sayang, Tuhanku utus dia hanya untuk beberapa saat, hanya untuk membantuku memahami apa yang harus aku pelajari sebelum akhirnya aku ada di waktu ini.
Karenannya kepergiannya sangat aku sayangkan, karena setelah itu aku hanya bisa mengingat-ingat nasihatnya
Mengahadapi kepergiannya adalah ujian pertama untukku dari semua apa yang Tuhanku ajarkan melalui dia.
Bukan kondisi dan keadaan, tapi juga sangat menekan.
Tuhanku memang Tuhan yang tidak akan pernah ingkari JanjiNya.
Dia temani aku dikeadaan apapun
Dia yang bantu aku membangun bangunan yang baru di sisa tenagaku.
Tuhanku yang menjadi penopangku selam rapuhku yang lama itu.
Akhirnya bangunan itu bediri lagi.

Tak Selesai disitu.
Sekali lagi bangunanku hancur rata,
Hanya bedannya dulu aku dipaksa untuk meruntuhkannya dengan tanganku sendiri,
Kali itu, bangunanku runtuh rata karena orang-orang yang memberiku suntukan semangat aku untuk membangunnya.
Khayalanku hilang,
Impiankupun hilang,
Semua seperti fatamorgana.
Menipuku dari jarak jalan yang masih jauh, dan saat aku dekati ternyata itu hanya lukisan masa depan.
...
Aku bicara, iya aku bicara
Tapi ungkapanku seperti dianggap rengekan anak kecil
Mereka melanjutkan kesibukannya, dan disini aku hanya ditemani Tuhanku.
Aku mengadu pada yang selalu dibutuhkan dan selalu didengar,
Masukan itu.. Hhh.. Aku gak bisa marah. Karena mereka tidak pernah ada diposisi aku.

Aku ingin bertanya pada orang yang pernah bilang "Aku selalu dihantui masa lalu"
Apa kamu pernah meresakan "Dihantui keadaan"..??
 ... Rasannya seperti menjalankan kapal layar sendirian.
Semahir apapun melainkan layar,
Tetap tidak bisa menentukan kapan laut memberontak, kapan ombak bergejolak, kapan hujan badah datang.

Tenyata.. Cara pandangaku dan perasaanku terlalu keras untuk di ukuti orang lain
Apa yang aku maksudkan hanya akan melukai banyak hati,
Aku memilih diam, aku mengkhawatirkan, bahkan pernah sampai membuat orang takut,
Aku mau marah, untuk apa. Jelas, cara pandangaku dan perasaanku terlalu keras saat menanggapi sesuatu
Aku menagis.. iya.. tapi hanya untuk diriku sendiri.
Tenyata Tuhanku memang Sang Maha Karya,
Tak ada hal sekecil apapun Diciptaknnya tanpa guna.
Sebuaruk apapun CiptanNya, itu hanya dimata manusia, dan aku gak mau jadi orang yang melihat dari sisi buruk dari apapun yang Tuhanku ciptakan.
Mulai belasan tahun kemarin Akhirnya aku gunakan kekerasanku untuk berdamai dengan keadaan
Aku gunakan kerasaku untuk memaksa langkahku agar tak berhanti mati konyol
Terkadang memang aku masih ingin menjelaskan sesuatu,
Tapi hari ini aku simpulakn beberapa keadaan yang menjepitku
Dan akhirnya mengetahui satu hal
Kesimpulannya,
...
Hatiku diciptakan untuk terus bisa menerima. Apapun itu..
Perasaanku diciptakan untuk memahami dari banyaknya ketidak terimaan. Apapun itu..
Wanitaku diciptakan untuk mengontrol emosiku. Apapun kondisinnya..

Tuhanku.. Allah..
Terus beri aku kekuatanMu ya..
Jangan biarkan aku berjalan sendiri..

Hanya Engkau yang tau seberapa rapuhnya aku

Comments

Popular posts from this blog

Rayuan Alam, Part : Kutulusan Bukit dan Gunung

Yaa~ begini ya.. Cuma pengan ngomong aja.~