Adu Tanduk Domba DuniaMaya

 
Bismillah

Menjadikan twitter sebagai media penggerak niat? WHATT..??!!

Pantas saja jika Indonesia mendapat emas dalam ajang TWITTER AWARD. Andai dunia maya dapat berbicara, mungkin ia akan berkomentar, “ Terang saja. Satu orang menjadi dua.. tiga.. empat atau mungkin belasan admin sekaligus.“
Ada yang tidak membenarkan?

Jika ditanya “Untuk apa?”. Banyak alasan yang menutupi titik kecil ke-hyper-an maksud “Eksistensi lha”

Permainanpu dimulai tanpa aba-aba angin langit. Dengan ketok kata “DEAL!!” sebagai palu pengesahan, 1,5 menit setelah tahap registrasipun Sumpah serapah terus dilayang bebaskan didunia maya. Semua susunan rangkai serapah dari para duplikatan nama yang menambahkan 2 atau 3 inisial pembeda bisa tertangkap oleh siapapun yang sedang memainkan udara berlistrik. Segelintir orang Membaca dan sebagian banyak menembelnya dengan sumpah serapah sederet rakitan kata dalam tiap kolomnya. Tak habis akal dengan pembatasan karekter, "this's not hindrance! " lalu meneruskannya di kolom-kolom yang selanjutnya yang setiap jamnya bergulir hingga melebihi 30 kolom. Mencoba menjadi pelopor penggerak niat yang praktis dan realistis, tapi nyatannya banyak mata cerdas yang melihatnya seperti anak TK yang ingin mendapat permen lebih banyak dari Kakak SD-nya. ~Oh.. mungkin Kakak SMA-nya malah.. #ups..

Meniru permainan politik nama seperti yang dilakukan para tetua. Mengusai media.

Hei.. segitu cekaknnya orang cerdas berfikir? Apa tidak ada startegi lain untuk membuka jalan? Aku rasa naik sepeda lebih praktis untuk menerobos kemacetan tanpa harus merusak kendaraan lain. Daripada ingin terlihat keren menungganggi lamborgini menerobos jalan raya dengan suara tak layak didengar dijalan raya kota. Hanya mata-mata ababil yang akan memandangannya keren. Untuk sepasang mata cerdas, semua akan terlihat konyol dan sangat menggelikan.

Jangan buat sejarah baru kalau anak TK tidak bisa naik kelas meneruskan tingkatan selanjutnya. Menikmati ilmu di  kelas selanjutnya, yang lebih mebuatnya layak mendapat predikat manusia berpendidikan di mata masyarakat.

Sebagai masyarakat biasa yang memperhatikan permainan ini, aku hanya bisa tertawa. Tawa iba membayangkan 20 tahun disana, Negara ini hanya mendapatkan para pemain nama. Nama yang terkenal di dalam Negeranya, nama yang sangat dikenal, nama yang paling PeDe menunjukkan wujudnya, ternyata yang mereka perjuangkan bukan janji juangnya, tapi namannya. Jika nama sudah memenuhi atmosfir medan laga, yang kami tunggu bukan nama yang semakin besar. Kamu menunggun bukti janji persaudaraan tanpa nama.

Bukan memilih menjadi emas dalam diam, bukan juga mengumpulkan emas dengan diam. Emas yang diam di brankas bank pun tidak akan bertambah jika tetap di timbun dengan fulus yang tidak sengaja ditambah. Hentikan berbalas klarifikasi. Berjalanlah sediri-sendiri dengan ciri sendiri-sendiri. Yang sedang berjalan dengan syair-syair dusta, silahkan lanjutkan langkahmu jika memang itu jurus yang paling ampuh untuk melawan musuh-musuhmu. Aku akui, keberanianmu sungguh mengagumkan untuk melawan kejujuran dan keikhlasan derap langkah kaki para pajuang Tuhan.

Dari hari pagi sampai akhirnya pagi menyapa lagi, rasannya pikiran tak terlepas dari Adu tanduk domba dunia maya.

apapun bisa hidup dengan nama,
semua bisa hidup jika bernama,
semua bisa bicara bila punya nama,
ada nama yang puas dengan satu namannya, ada yang mencari beberapa nama lagi untuk dapat berbicara..
nama yang sudah bermakna, sengaja dipanjangkan untuk mencari harga dan wibawa..
namun akan lebih bersinar jika nama yang satu diindahkan sendiri dengan kemampuan yang dimiliki diri..

Yang semakin melebar, akan semakin “terlihat”

Comments

Popular posts from this blog

Rayuan Alam, Part : Kutulusan Bukit dan Gunung

Yaa~ begini ya.. Cuma pengan ngomong aja.~