Waktu sudah berjalan 3 tahun lamannya, tapi keadaan tetap seperti ini. Aku bingung mencari kesalah sebenarnya ada dimana. Di aku kah? atau di mata orang-orang sekelilingku? 3 tahun tenaga ini cuma untuk Mesin tambahan, 3 tahun pikiran ini dibuat trus menggantung menunggu berita dan intruksi saja. Apa yang membuat aku terlihat berbeda dengan mereka? Apa lagi2 masalah "Nama"..?? X : Kenapa lagi2 kamu mikirnya kaya gitu?!! Dewasa dikit lhaa.. Apa lagi yang bikin aku harus merasakan berbeda dengan yang lain kalau bukan karena itu? Aku ada bersama merka sejak 3 tahun yang lalu, aku ada bersama merka sejak 2 tahun yang lalu. Aku terima 1 tahun kemarin tanpa mereka ada disebelahku, aku buat dunia ku sendiri walau rasannya jujur. Sangat Berat. Banyak perang batin yang harus aku lewati sampai akhirnya aku bisa terima dengan keadaan 1 tahun kemarin. Ada yang mengeluh kesepian gara-gara gak ada kegiatan dalam satu hari, biasannya selalu aja ada agenda yang memenuhi harinny...
Hamba meminta KekuatanMu Yaa Matin.. Hamba memohon KesabaranMu Yaa Sabar.. Hamba mengharap KelembutanMu Yaa Lattif.. ... Bekali aku dengan 3 hal ini Yaa Rabb.. KetanguhanMu untuk batinku, SabarMu untuk ragaku, dan KelembutanMu untuk emosiku.. ... Masa lalu itu boleh sangat menyakitkan. Tapi Air mataku hanya akan menetes untuk setiap tetesan darah di langkah juangku! BISMILLAH!!!! ========================================================================= Allah.. kadang aku sangat kesusahan memilah emosiku, Sungguh, rasa itu sangat menyakitkan dan sangat menyayat sebagian daging hatiku untuk ku yang sekarang sedang berjuang di dunia yang sama sekali tidak ada hubunganya dengan hal itu, aku sadar. Bukan saatnya ku memikirkan hal itu. Walau tak sengaja terpikirkan. Itu seharunnya tidak boleh terjadi!! Maafkan hamba Yaa Rabb, Tapi jujur, rasa itu terlalu sakit. Dulu aku hanya membayangkannya saja aku bisa menangis samapi susah bernafas, namun sekarang hal itu benar-benar terj...
Pak Odih, seperti biasa, terkulai lemah. Tubuhnya yang kecil, kurus dan rapuh tak kuasa lagi ia tegakkan. Ia hanya ias terbaring lemah tak berdaya. Jangankan untuk duduk sendiri, untuk sekadar menggerakkan tubuhnya ke kiri atau ke kanan di pembaringan, ia sudah tak kuasa. Bahkan untuk sekadar mengangkat kepalanya, atau menggerakkan jari-jemarinya, ia sudah tak memiliki tenaga. Yang masih ias ia lakukan adalah menggerakan bola matanya serta berbicara dengan amat lirih. Pak Odih, seperti biasa, terkulai lemah. Tubuhnya yang kecil, kurus dan rapuh tak kuasa lagi ia tegakkan. Ia hanya ias terbaring lemah tak berdaya. Jangankan untuk duduk sendiri, untuk sekadar menggerakkan tubuhnya ke kiri atau ke kanan di pembaringan, ia sudah tak kuasa. Bahkan untuk sekadar mengangkat kepalanya, atau menggerakkan jari-jemarinya, ia sudah tak memiliki tenaga. Yang masih ias ia lakukan adalah menggerakan bola matanya serta berbicara dengan amat lirih. Pak Odih—yang sebagian ruangan rumahny...
Comments
Post a Comment