Cerpen, WeddingDress

Cerpen . .

 handmade sketch, by Me 2805'12


Pilih..pilihh.. pilih baju dipilihh..

Yang mana.. yang manaa.. mana yang mana,,??

Didepan kemari pakaian aku menunjuk--mengurut urut-urutan tumpukkan baju rapiku. Terhenti otomatis di gaun hitam sederhana nan manis. Ruas jari terbuka dengan niatan mencabit dan menarik kaluar dari tumpukan. Tapi.. ahh.. tak ada yang lebih sempurnah dari baju yang aku kenakan sekarang. Gaun yan sudah ku persiapkan dari 3 bulan yang lalu, baru kuambil 2 minggu kemarin. Huumm.. cantiknya aku.. Payet-payet hitam elegant membalut gaun merah darah ala Cinderella. Ini adalah kostum kedua ku setelah abaya gamis putih tulang dari ikhrar janji setia yang kemarin. Ruang tamu rumah masih hangat menyimpan kenanga moment bertaburnya doa, bertudung hari, terangkai indah bersama harmoni titik-titik hujan deras yang masih tertinggal dikit-dikit.

Cahaya matahari masih seperti kemarin, termandikan titik air, sejuknya. Pelangi ini, akan juga ikut serta mendampingiku dalam perjalan kesana. Ke singgahsana kita.. Habib.. 

Bekaca,, tak bosan aku,, berputar-putar meningkmati alunan kain guyur gaunku. Membayangkan aku bersamamu, menemanimu, mendampingimu meraih mimipi-mimpimu. Memanjakan amarahmu. Mendampingi keluhanmu dengan segala keceriaan yang ku punya. Memasakkan makanan-makanan kesukaanmu dan anak-anak. Dalam doa aku selalu meminta kesehatan yang kuat agar aku bisa menemanimu sempai akhir nanti, sampai matamu tertutup damai sempurna dengan tersenyum tanpa tangunggan akan dengan siapa aku tanpamu, karena anak-anak kita yang akan menemani hari tuaku nanti. Kamu yang tenang dan Mereka membuatku kuat. Itu cukup.

" Tak usah takut kehilangan mimpi-mimpimu karena sudah ada aku disini. Asal kamu tau, mimpiku adalah mendampingimu meraih impianmu dan anak-anak kita " 

Apa yang sedang orang-orang kerjakan di lantai bawah..??
Ah.. sudah pasti sedang riweh mengatur segala persiapan agar nanti semua bejalan lancar. Tanpa tersandung apapun, langkah ini dirancang mulus sampai kesana. Karena ini sudah harinya. Berat atau ringan semua tergantung keyakinan hati ini. Aku tenangkan sebentar aku, duduk di atas tempat tidur, aku ambil foto ikhrar kita kemarin, " Lihat.. cincin kembar kita mengintip dari sela-sela jariku.. hihi..". Tak terasa ada yang meleleh. Menahan segala rasa yang sangat mengguncang jiwa. " Ahh..Ahh.. Gak boleh.. nanti make up-ku luntur. HUuuffh.. Hufhh.." Sebelum telanjur deras, harus ku hentikan.

" Sayaang.. kamu sudah siap naak..?? "

Ah.. akhinya aku di panggil..
"Sudah bundaa,, "
Kupercepat langkahku, sampai tak sempat menutup pintu, langkahku sudah terlanjur jauh meninggalkan lantai dua. " Kamu sudah siap kan..?? " ku pandang wajah Bundaku yang sedikit khawatir
" Bunda.. Bunda tau kan aku anak Bunda yang paling kuat..?? " ku senyumkan bibirku untuk meregangkan kekhawatiranya. Bunda memelukku erat. Tak terlalu lama. Kita masuk mobil.

" Aku jemput sejarah baruku hari ini. Tuhan.. Kuatkan aku "  

Ku kasih mode replay spasial untuk lirik ini. Agar tak putus kekuatanku sampai di tempat nanti

" Aku jemput sejarah baruku hari ini. Tuhan.. Kuatkan aku ~
~ Aku jemput sejarah baruku hari ini. Tuhan.. Kuatkan aku
 Aku jemput sejarah baruku hari ini. Tuhan.. Kuatkan aku~ . . . "


Mobil sudah berhenti di tempat. Lokasi sudah banyak terlihat padat. Semua berpekaian rapi. Sepertinya tinggal aku yang belum datang dan yang paling di tunggu. Aku melihat ayah menjemputku ke mobil. Langkahku keluar mobil cepat disembut peluk erat Ayah, tertambah dengan pelukan Bunda lagi yang tak kala erat dengan pelukan ayah. Hangat sekali. Melelehkan semua kegugupanku disepanjang perjalanan tadi. "Ayah sayang kamu nak.. Gak boleh gugup ya.. Santai saja. " Aku tersenyum. Ayah cium keningku, lalu mengnuntun tanganku dilipatan tangannya. Berlahan melangkah maju. Menuntunku mendekat padanya. Jujur,, kakiku gemetar. Padahal dia sudah di depan, tapi kenapa semakin mendekat, rasanya semakin jauh. Langkah ini sudah tidak bisa berbalik lagi. ~ Aku jemput sejarah baruku hari ini. Tuhan.. Kuatakan aku

Habib . .

Tak bisa tersuarakan. Aku masih tertegun. Tak percaya aku akan berhadapan dengan dia sekarang. Kepadannya aku menerima hati yang selama ini Tuhan sita untuk dijaga kesuciannya, dan dengan cara seperti ini Tuhan menaruh kembali padaku. Aku gugup.. membeku aku.. mematung..
Tuhan~ cairkan aku..

. . .

Orang-orang disini tak sabar menungguku mencair, dari tuntunan satu imam semua sudah terhanyut dalam rangkaian doa-doa. Tanganku mengadah masih dalam pelukan tangan Ayahku.
Aamiin.. Aamiin.. semua mengucap untuk mengharap kabulan dari doa-doa.
Tak terasa dayuan doa telah usai. Ayah menuntun tanganku mengambil protol kelopak mawar merah segenggam.

Ku tatap wajah ayahku dalam dalam..

Tangan ayah menuntun tanganku " Ayo nak.. "

Terlihat matanya menahan air mata, suaranya terdengar bergetar menahan sesak. Di ciumnya keningku lalu menuntunku melepaskan helai demi helai kembang protol terbebas lepas masuk ke dalam galian.

Pecah gugupku,,
Pecah resahku,,
PECAH AKU..!!

Akhirnya engkau lelehkan aku Tuhan..

Mataku tak menutup, juga tak melihat apapun. Gelap. Menerawang ke langit. Melihat kamu disana digandeng makhluk bersayap.
" Kamu.. 
Kenapa disana.. aku disini.. Turunlah "

Banyak tangan memeluku erat. Terdengar bayak isak tangis menyaksikan sejarahku hari ini. Terbayang foto ikhrar kita, dengan kamu yang lengkap dengaan selang kecil menyambung ke tabung pelastik bening si atas tangan kirimu. Scene-scene dirimu semua terputar diawangku. Ini gaun yang kamu jemput, yang akhirnya menjemputmu pada hari ini. Sudah ku kenakan,, demi menghormati segala kamu.. suamiku..

Wahai makhluk bersayap..
Izinkan dia mampir ke kamarku. Ada surat yang kutulis untuknya. Izinkan dia membacanya. Harapku itu bisa melegakan jiwanya selama perjalan kembali pulang. Aku mohon.

***

handmade sketch, by Me 1612'12



Andai katulistiwa bergeser sidikir dari titiknya, aku pasti akan lebih mengigil disini, menemanimu membaku berlahan,

Tapi syukurlah Tuhan tak izinkan aku merasakanya, sedikit kehangatan walau masih didampingi oleh gerimis deras yang masih tertinggal.
Sejarah hati yang seperti ini akan ada penyesalan setitikpun di aku
Namun Aku anggap ini bentuk pengkabulan dari doa-doaku. Semua ini karena kamu yang ku dampingi,



Berterimakasih kita pada dua minggu kemarin,
Aku bisa memasakkanmu,
Aku bisa menampingimu mencapai mimpimu (sembuh) saat ini, karena kemarin kamu baru saja melihatkan list menu impian yang ingin kamu gapai. Semua lezat. Aku tersenyum..
Beterimakasih pada dua minggu kemarin, Aku bisa memanjakanmu,
Aku masih diberi kesempatan mendampingimu dengan segala kekuatan dan kemandirianku,
dan Aku masih diberi Kesehatan ada di sampingmu di detik kedipan terakhir matamu hingga tertutup sempurna dan damai..
Tak ada yang akan menilaiku tak pantas mendampingimu sekarang,
Walaupun ada yang lebih berkilau dari aku, 
Tak ada yang bisa lebih kuat dari aku, dan 
" Kamu tetap yang terindah " seperti itu kan katamu..?? ^^

Aku tak menunggu waktu kapan aku bisa ada bersamamu disana,
Tapi aku yakin hari itu pasti akan datang
Seperti apa hariku setelah ini, jangan menjadi pikiranmu,
Apapun takdir ku, langkahku akan tetap berarah ke kamu
Kamu yang sudah disana, akan lebih dulu mendapat sinyal atas kedatanganku.
Jika sinyal itu sudah terasa mendekat,
...
Impian kita tetap satu kan..
...
Jangan pernah lupa namaku yah,
Jangan mangulur waktu pertemuan karena aku tersesat mencarimu..
Ingat namaku Anayya..
Panggil aku.. Agar lebih cepat menemukanmu

Jaga terus tersenyum..
Aku Sayang Kamu.. 

Comments

  1. Huwooo.. keren!!

    standing applause buat kaka lala~

    Tapi tolong ya perhatikan kata-kata baku. Apa itu riweh? apa itu dikit-dikit? hihihihi *sotau gila*

    keren lah yaw pokoknya. Supacool..!!!

    ReplyDelete
  2. uuuwaahh..?? beneran T..??
    yeeaahh.. (งˆヮˆ)ง makacii sis..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Rayuan Alam, Part : Kutulusan Bukit dan Gunung

Yaa~ begini ya.. Cuma pengan ngomong aja.~