Pak Odih, seperti biasa, terkulai lemah. Tubuhnya yang kecil, kurus dan rapuh tak kuasa lagi ia tegakkan. Ia hanya ias terbaring lemah tak berdaya. Jangankan untuk duduk sendiri, untuk sekadar menggerakkan tubuhnya ke kiri atau ke kanan di pembaringan, ia sudah tak kuasa. Bahkan untuk sekadar mengangkat kepalanya, atau menggerakkan jari-jemarinya, ia sudah tak memiliki tenaga. Yang masih ias ia lakukan adalah menggerakan bola matanya serta berbicara dengan amat lirih. Pak Odih, seperti biasa, terkulai lemah. Tubuhnya yang kecil, kurus dan rapuh tak kuasa lagi ia tegakkan. Ia hanya ias terbaring lemah tak berdaya. Jangankan untuk duduk sendiri, untuk sekadar menggerakkan tubuhnya ke kiri atau ke kanan di pembaringan, ia sudah tak kuasa. Bahkan untuk sekadar mengangkat kepalanya, atau menggerakkan jari-jemarinya, ia sudah tak memiliki tenaga. Yang masih ias ia lakukan adalah menggerakan bola matanya serta berbicara dengan amat lirih. Pak Odih—yang sebagian ruangan rumahny...
Comments
Post a Comment