Bagiku Negaraku, Bagimu Negaraku.

Akhir dari sebuah pilihan adalah konsekuensi. Siapa yang sudah mulai menyesal dengan pilihanya?! Bebeskan di sini apa dan berapa yang sudah di terima kemarin.

Menjatuhkan pilihan pada seseorang yang nantinya akan mengolah sumber daya Negara mana bisa cuman pakai "cap cip cup buat makan sebulan cukup" -- Lalu 59 bulan lainnya mau makan apa? Janji?
MAMAM tu janji. Sudah di beri keBEBASan menjadikan satu manusia untuk menjadi Raja memimpin Tanah Kaya ini, masih juga nurutin kata orang. 

Mungkin pada saat kemarin Rakyat sedang penat penatnya dengan sosok pemimpin yang kepemimpinan banget, sehingga saat alam menyuguhkan pilihan dua yang satu di antaranya unggul dengan kepribadian yang ringan dan bertanggung jawab menjadi p(i)kat harimau ampuh. Telak, kandidat dengan background pemimpin ditambah dengan latar belakang karir yang menjadi biasanya jadi pendukung kuat terpilihnya seseorang menjadi pemimpin berakhir lenyap tak terhiraukan.

Rasanya Indonesia harus pegang pepatah "Surga di bawah telapak kaki Ibu" untuk akhir-akhirn ini, karena di Indonesia bersemayam Ibu Pertiwi. Anak-anak lahir di kandung dari badannya. Ibu memang tidak pernah meminta balas kasih atas apa yang sudah dia kasih, tapi "Surga di bawah telapak kaki Ibu". Apa yang masih jadi pertimbangan buat berbakti pada Ibu Pertiwi?




Comments

Popular posts from this blog

Rayuan Alam, Part : Kutulusan Bukit dan Gunung

Yaa~ begini ya.. Cuma pengan ngomong aja.~