Malamkan Terang. Tenangkan istirahat

Sangat baik jika kamu pergi saja.
Dengan lebih cepat,
Jauh,
Lama,
Pergi seperti khafilah yang habis di gong-gong-in anjing. *Tanpa merasa bersalah, melangkah gagah dengan setumpuk kebenaran yang membuatmu percaya diri meninggalkan tempat ini. Mereka.. Dia.. Aku.. dan semuanya.

Tanya yang hanya sekedar bertanya dalam hati --- yang terjawabkan sendiri dari info ---  yang tidak diharapkan sampai kesini. Pertama,, bukan urusanku. Kedua,, buat apa tau. Ketiga,, gak penting sangat.

Waktu yang tak singkat terbaca oleh langkah yang dikira mengajak menjaduh dari hal ini. Lupa yang meringankan sekali. Tapi tak lama. Singkat. Yang melongo-kan otak tak sampai nalar untuk mencari jawabanya.
Skenario Tuhan bukan seperti buku yang membahasnya bisa di maju-mundurkan halamanya. Bukan seperti saklar lambu yang bisa dimati-nyalakan rasanya. Bukan juga seperti kompor gas yang bisa di bakar dan dimatikan sebutuhnya. Skenario Tuhan maju terus. Terus.. Teruus.. Teruuuss.. sampai nantinya akan berhenti bila sudah dihadapkan dengan pintu liang lahat.

Lebih indah mengitip dilangit jogja. Sungguh.
Langit malang. Sungguh gak ada apa-apanya. Jauh.
Cantiknya malam jogja. Binarnya cuma punyak-nya semata.
Tak ada yang bisa mengalahkan. Meskipun itu malam indangnya malang.
Selagi masi sendiri. Heheh..
Entah nanti.
Tapi pasti ada yang menggantikannya.

Bintang sudah menjadi bintang jatuh untuk menjadi pengkabul harapan sendekapan tangan ranum di bumi sini.  Apa boleh buat.
Malam tetap malam. Sengaja menggelap bukan karena maunya. Tapi memang sudah T.A.K.D.I.R
Malam gak akan sendiri.
Yang perlu diingat. Yang sejati bagi malam itu bukan bintang.
Tapi bulan.

Malam tidak ingin gelap,
Maka Gantungkan malam pada bulan.

Comments

Popular posts from this blog

Rayuan Alam, Part : Kutulusan Bukit dan Gunung

Yaa~ begini ya.. Cuma pengan ngomong aja.~