Cerpen, Siapa yang Nyata..??
cerpen . . .
Setiap aku melihat titik titik lekukan di raut wajahnya yang hampir setiap hari membuat suasana baru. 4 musim hati yang terlihat jelas dari sinar awan mukannya. Setiap melihatnya dalam suasana apapun, aku selalu mengeluh pada Tuhan, kenapa aku dilahirkan seperti ini.. Andai aku bisa menjelma menjadi apapun atau siapapun yang bisa melengkapi jika salah satu suasana wajah itu sedang menjelas. Kenapa aku harus menemaninya tanpa bisa berbuat apa-apa..? Kenapa waktu itu dia memilihku..? Kenapa harus aku..? dan Kenapa harus dia..?
Kenia.. itu namannya. dan aku Deri. Nama simpel yang dia buatkan sendiri untukku. Padahal jelas-jelas namaku terbaca Gameru. Tapi dia lebih senang memanggilku Deri. Tak apa, aku suka, aku terasa sangat dekat dengannya. Tapi tetap saja. Aku tak bisa berbuat apa-apa selain sabar mendengarkannya bercerita tentang tiap-tiap hari hidupnya. Rasannya.. seperti.. ada tembok tebal, bening yang memisahkan aku dan Kenia. Sangat jelas aku melihatnya, sampai tahilalat yang masi setia di pipi kirinnya pun aku bisa melihatnya. Tapi tetap saja. Sentuhanku, hiburku, bahkan suaraku.. tak ada yang bisa membantuku untuk meradiasikannya ke Kenia. Hanya bisa mendengarkan. Tak lebih. Dan itu. Sangat menyakitiku
Dari tempat ini aku bisa melihat wajah polosnya menikmati mimpi, kebingungan memahami tugas dari dosen, tidur terduduk dengan kepala diatas pangkuan buku dengan satu lampu kotak pasir, menyaksikan jari-jari mungilnya menggambar imajinasinnya, menulisakan khayalan-khayalannya, tawa-tawa mungil dari balik novel-novelnya, dan.. mendengarkannya meraung-rangun mengambil kesempatan jarang untuk melampiaskan kekangan keadaan yang sebenarnya ia rasakan. Hanya saat dia sendiri ia berani melakukannya. Sayang.. Ia tak ingat kalau aku bisa melihat dan mendengarkan itu.
Di tempat ini aku bisa memperhatikannya, aku bisa mendengarkan apapun yang ia bicarakan. Eluhan rindu pada Johil, kakak Laki-lakinya yang bekerja di luar kota, Dengan Mammi-nya yang selalu penuh dengan perdepaatan konyol yang akhirnya menjadi pembicaraaan serius berdepat beda padang, suarannya memberikan sabar pada Papi yang rasannya tak bisa membedakan antara dia dengan karyawan-karyawannya di kantor, teriakan perhatian pada Syerin, adik perempuannya yang tak betah didalam rumah, dan teriakan-terikan ceria tawa melepas penat dengan Bian si kecil yang selisih 17 tahun dengannya. Dan.. tawa-tawa kecil yang sengaja ia sembunyika hanya untuk rahasia sudut kamar perbincangannya dengan Reka, Reka Harisyanji. Seseorang yang sepertinnya ingin mendapatkan hatinnya yang kelewat ekskulif. Tawa kecil itu biasannya terdengar setelah bunyi dari pesan singkat dari balok bersinyal..
Aku cemburu.
Dan aku sangat MARAH pada Reka.
Terlalu percaya diri menyematkan predikat kalau dia adalah manusia yang paling mengerti dari perhatiannya setiap kali pada Kenia. CUH! Ingin sekali aku meludahinnya sambil berkata "BAJINGAN KALENG REOT!!". Aku yang mengeti semua tentang Kenia saja mesih tidak berani menyatakan kalau aku yang akan paling bisa memberi Kenia kelengkapan hidup. Rasannya aku ingin menyemprot mukannya dengan amarahku yang sudah sangat menggunung
" HEH TUKANG RANGKAI KATA GADUNGAN!! Apa yang kamu tau tentang Kenia?! Dia selalu menghiburmu, sedangkan KAMU! Selalu menganggapnya baik-baik saja. Di sana kamu tertawa-tawa menanggapi balasan pesanmu, kamu TAU keadaan dia membalas pesan itu?! Bercucur air mata karena perselisihan dengan PAPINYA! huh.. jangankan itu, mungkin disana kamu akan berfikit kalau Papi-nya seperti ayah dari Ratu Rapuncel. Seperti itu PeDe-mu paham tentang Kenia?!! CUH!"
Hhhh.. lagi-lagi teriakan itu hanya untuk kupingku sendir.
..........
........
........
.......
...
.. ... ... Tuhan...
Tuhan...
Tuhan..
Kenapa aku harus merasakan siksaan kutukan sekeras ini..?? kenapa aku harus ada di tangan Kenia..??
Kenapa Tuhan...??
KENAPAAAA....?????
belum cukupkah kutukan ini terberi padaku...??
kenapa Kenia harus menjadikan aku Deri-nya.. padahal aku buka Diary,, aku hanya agenda hitam dengan tulisan GAMERU perak sedikit terukir di ujung kiri bawah
Kenia. Aku buka sekedar Deri. Aku Gameru.
Tunggu aku menyelesaikan kutukanku..
Setelah itu aku akan menemanimu di saat apapun keadaannmu,
Aku tak akan takut sama Papi dan Mami mu,
aku paham seperti apa adik-adikmu,
Sabar Kenia.. Kesabaranmu.. Keihlasanku menjalani takdirku yang seperti ini
Terima kasih telah membuatku mengerti maksud perkataan Om Peri sebelum dia kutuk aku jadi seperti ini,
bilangnya
" Egomu, expayer kutukanmu "
Sekarang kamu mungkin bisa membuka-tutup aku sesukamu dan sebutuhmu saat kamu membutuhkan teman atau tempat cerita,
Tapi nanti,
Tanpa kamu butuh,,
Aku akan selalu menemanimu,
Because your Smile.. I'm Life
Setiap aku melihat titik titik lekukan di raut wajahnya yang hampir setiap hari membuat suasana baru. 4 musim hati yang terlihat jelas dari sinar awan mukannya. Setiap melihatnya dalam suasana apapun, aku selalu mengeluh pada Tuhan, kenapa aku dilahirkan seperti ini.. Andai aku bisa menjelma menjadi apapun atau siapapun yang bisa melengkapi jika salah satu suasana wajah itu sedang menjelas. Kenapa aku harus menemaninya tanpa bisa berbuat apa-apa..? Kenapa waktu itu dia memilihku..? Kenapa harus aku..? dan Kenapa harus dia..?
Kenia.. itu namannya. dan aku Deri. Nama simpel yang dia buatkan sendiri untukku. Padahal jelas-jelas namaku terbaca Gameru. Tapi dia lebih senang memanggilku Deri. Tak apa, aku suka, aku terasa sangat dekat dengannya. Tapi tetap saja. Aku tak bisa berbuat apa-apa selain sabar mendengarkannya bercerita tentang tiap-tiap hari hidupnya. Rasannya.. seperti.. ada tembok tebal, bening yang memisahkan aku dan Kenia. Sangat jelas aku melihatnya, sampai tahilalat yang masi setia di pipi kirinnya pun aku bisa melihatnya. Tapi tetap saja. Sentuhanku, hiburku, bahkan suaraku.. tak ada yang bisa membantuku untuk meradiasikannya ke Kenia. Hanya bisa mendengarkan. Tak lebih. Dan itu. Sangat menyakitiku
Dari tempat ini aku bisa melihat wajah polosnya menikmati mimpi, kebingungan memahami tugas dari dosen, tidur terduduk dengan kepala diatas pangkuan buku dengan satu lampu kotak pasir, menyaksikan jari-jari mungilnya menggambar imajinasinnya, menulisakan khayalan-khayalannya, tawa-tawa mungil dari balik novel-novelnya, dan.. mendengarkannya meraung-rangun mengambil kesempatan jarang untuk melampiaskan kekangan keadaan yang sebenarnya ia rasakan. Hanya saat dia sendiri ia berani melakukannya. Sayang.. Ia tak ingat kalau aku bisa melihat dan mendengarkan itu.
Di tempat ini aku bisa memperhatikannya, aku bisa mendengarkan apapun yang ia bicarakan. Eluhan rindu pada Johil, kakak Laki-lakinya yang bekerja di luar kota, Dengan Mammi-nya yang selalu penuh dengan perdepaatan konyol yang akhirnya menjadi pembicaraaan serius berdepat beda padang, suarannya memberikan sabar pada Papi yang rasannya tak bisa membedakan antara dia dengan karyawan-karyawannya di kantor, teriakan perhatian pada Syerin, adik perempuannya yang tak betah didalam rumah, dan teriakan-terikan ceria tawa melepas penat dengan Bian si kecil yang selisih 17 tahun dengannya. Dan.. tawa-tawa kecil yang sengaja ia sembunyika hanya untuk rahasia sudut kamar perbincangannya dengan Reka, Reka Harisyanji. Seseorang yang sepertinnya ingin mendapatkan hatinnya yang kelewat ekskulif. Tawa kecil itu biasannya terdengar setelah bunyi dari pesan singkat dari balok bersinyal..
Aku cemburu.
Dan aku sangat MARAH pada Reka.
Terlalu percaya diri menyematkan predikat kalau dia adalah manusia yang paling mengerti dari perhatiannya setiap kali pada Kenia. CUH! Ingin sekali aku meludahinnya sambil berkata "BAJINGAN KALENG REOT!!". Aku yang mengeti semua tentang Kenia saja mesih tidak berani menyatakan kalau aku yang akan paling bisa memberi Kenia kelengkapan hidup. Rasannya aku ingin menyemprot mukannya dengan amarahku yang sudah sangat menggunung
" HEH TUKANG RANGKAI KATA GADUNGAN!! Apa yang kamu tau tentang Kenia?! Dia selalu menghiburmu, sedangkan KAMU! Selalu menganggapnya baik-baik saja. Di sana kamu tertawa-tawa menanggapi balasan pesanmu, kamu TAU keadaan dia membalas pesan itu?! Bercucur air mata karena perselisihan dengan PAPINYA! huh.. jangankan itu, mungkin disana kamu akan berfikit kalau Papi-nya seperti ayah dari Ratu Rapuncel. Seperti itu PeDe-mu paham tentang Kenia?!! CUH!"
Hhhh.. lagi-lagi teriakan itu hanya untuk kupingku sendir.
..........
........
........
.......
...
.. ... ... Tuhan...
Tuhan...
Tuhan..
Kenapa aku harus merasakan siksaan kutukan sekeras ini..?? kenapa aku harus ada di tangan Kenia..??
Kenapa Tuhan...??
KENAPAAAA....?????
belum cukupkah kutukan ini terberi padaku...??
kenapa Kenia harus menjadikan aku Deri-nya.. padahal aku buka Diary,, aku hanya agenda hitam dengan tulisan GAMERU perak sedikit terukir di ujung kiri bawah
Kenia. Aku buka sekedar Deri. Aku Gameru.
Tunggu aku menyelesaikan kutukanku..
Setelah itu aku akan menemanimu di saat apapun keadaannmu,
Aku tak akan takut sama Papi dan Mami mu,
aku paham seperti apa adik-adikmu,
Sabar Kenia.. Kesabaranmu.. Keihlasanku menjalani takdirku yang seperti ini
Terima kasih telah membuatku mengerti maksud perkataan Om Peri sebelum dia kutuk aku jadi seperti ini,
bilangnya
" Egomu, expayer kutukanmu "
Sekarang kamu mungkin bisa membuka-tutup aku sesukamu dan sebutuhmu saat kamu membutuhkan teman atau tempat cerita,
Tapi nanti,
Tanpa kamu butuh,,
Aku akan selalu menemanimu,
Because your Smile.. I'm Life
Comments
Post a Comment