Tak mampu bicara

aku bertahan sampai saat ini karena sebuah harapan,
satiap akhir sujudku aku selalu berdoa untuk harapan itu
--- "Allah.. Aku rela mengejar harapan yang juga terus berlari, karena aku tau Engkau melihat semua proses dan usaha yang setiap HambaMu lakukan, dan Enkau juga akan membayarnya dengan hal yang setimpal. Percaya Allah, ini semua ku rencanakan hanya untuk mencari RihdoMu. Jikapun harapan itu harus Engkau tundah. Aku akan setia menunggu dengan melakukan hal2 yang akan membuatMu senang. Karena yang aku impikan dari harapanku ini adalah Kelak aku akan bertemu denganMu.. Laahaula Wa Laakuwata Illabillah. Amin.."


Kakiku terus kulangkahkan dengan sangat kuat berharap aku akan dipertemukan dengan harapanku
Semua hal bisa menyenagkan Tuhanku, aku lakukan sambil menunggu harapan itu datang padaku,
Aku bertahan karena aku memiliki sebuah harapan yang sangat membuatku senang
Hanya membayangkan harapan itu datang padaku aku sudah sangat senang, dan terdang harapan itu yang membuatku kembali melangkahkan kaki lelahku..
dan sekarang Allah menjawab doaku,
aku melihat harapan itu sudah terlihat, namun..
tidak perpihak padaku..
dan,,
kenapa..
Allah.. kenapa Engkau lihatkan ini ditengah tumpukan tanggung jawabku?
Ampun Allah.. ini sakitt..
sangatt sakaitt..
...
...
Ampun Yaa Allah..
...
Jika Engaku ingin menghukumku karena kesalahan yang pernah aku lakukan,
Aku mohon jangan di batinku
Ini sakitt Yaa Allah.. Sunguhhh...
...
Allah..
...
Kenapa harapanku hanya sebuah harapan?
Kenapa usahaku hanya sebuah usaha?
Kenapa semua usaha lima tahun ini Engkau buat hanya sekadar usaha?
Sungguh Allah.. sakit ini sangat mendalam..
Ampun Yaa Allah.. Ampuuunn..
...
...
dan.. kenapa.. harapan itu tidak benar-benar Engkau buang sepenuhnya dari aku?
kenapa aku masih bisa mendengar harapan itu memanggil dan memberi tahu kabarnya padaku?
...
Bagaimana aku menyelesaikan semua tanggung jawabku dengan batin yang sangat terguncang seperti ini?
Allah,, Tolong bicaralah padaku.. Yaa Allah, aku kesakitan disini..
...
Aku masih belum bisa menerima semua,
Ini kenyataan yang sangat kejam untukku
Aku kesakitan sendiri,
Tak seorangpun peduli,
Bahkan Tuhanku lebih senang melihatku menagis daridapa melupan kalau harapan itu bukan mulikku
Astagfirullahal'azim..

Comments

Popular posts from this blog

Rayuan Alam, Part : Kutulusan Bukit dan Gunung

Yaa~ begini ya.. Cuma pengan ngomong aja.~